Rasisme Di Kanada

rasisme di kanada

Kalau kamu bertanya apa ada rasisme di Kanada, jawabannya ADA. Walaupun tidak separah negara lain dan Kanada sangat menganut toleransi dan perbedaan. Rasisme di Kanada tidak begitu saya rasakan 10an tahun yang lalu ketika saya baru tiba di negara ini. Tapi belakangan sejak adanya Covid, saya merasakan rasisme di Kanada sedikit nyata. 
Jika dipikir dengan logika, rasisme dalam suatu negara mustahil tidak ada. Bayangkan saja, setiap negara pastinya ada penduduk asli dan kaum pendatang. Nah, jika kaum pendatang ini lebih berhasil dari penduduk asli, rasisme menjadi pelampiasannya. 

Rasisme Di Kanada

Saya percaya, bahwa orang biasanya selalu mencari kambing hitam dalam setiap kelemahan yang tidak dimilikinya. Dan yang paling enak di dunia ini kan, menyalahkan orang lain. Jangankan rasisme dalam suatu negara. Di kantor yang lingkungannya kecil saja, rasisme dan senioritas itu mutlak pasti ada. Kalau ada orang baru atau junior yang lebih pintar dari yang sudah senior, rasanya "sulit" diterima. Jika rasisme tidak bisa dijadikan alasan, lalu ada saja perkataan "orang baru belagu". Padahal orang lama, yang tua pun juga tidak kalah belagu. Itu contoh kecil. Intinya, kalau tidak rasisme ya senioritas. Yang muda tidak bisa melebihi yang tua, dan pendatang baru tidak boleh lebih sukses daripada penduduk lama. 

Kanada dulu tidak banyak imigran. Mayoritas ya bule alias orang lokal. Sejalan dengan waktu, semakin banyak imigran berdatangan. Kalau saya boleh sebut disini, rata-rata orang yang mulai mendominasi di Kanada adalah India (South Asia) dan Asia (South East Asia). South East Asia di sini termasuk China, Hongkong, Korea, Philiphine, Vietnam, Singapore dan Indonesia. Nah, kebayang kan, untuk South East Asia, ragamnya banyak. Sedangkan India hanya satu ya India (South Asia). Jadi boleh dibilang India lebih banyak di bandingkan South East Asia (maaf kalau saya salah). 

Sejak Covid, saya bisa bilang orang Kanada tidak seramah dulu lagi. Terutama terhadap kulit berwarna. Sehingga saya merasakan sedikit dampaknya. Menurut survey belakangan, rasisme mulai berkembang sejak "Black lives matter" ditambah Covid. Jadi semua ikut terbawa-bawa. Tidak hanya terhadap orang Asia yang berkulit kuning dan bermata sipit, namun semua warna kulit terbawa. Pokoknya kulit berwarna.

Namun jangan kawatir, pemerintah Kanada cukup ketat mengawasi hal ini. Ujaran kebencian atau perbuatan yang mengarah kepada rasisme, bisa dilaporkan dan langsung ditindaklanjuti.

Menyikapi Rasisme Dan Ujaran Kebencian

  1. Tetaplah baik kepada orang lain. Menyebarkan kebaikan lebih bermakna daripada menebar kebencian. Ingatlah, karma itu instan. Dan setiap perbuatan itu ada balasannya. Apakah baik atau buruk.
  2. Jangan terlalu ekstrim. Jika kita berada pada lingkungan yang tidak terlalu "welcome", jangan melakukan usaha yang terlalu besar. Tetaplah menjadi diri sendiri. Setiap orang punya hak untuk menolak atau menerima kita. Tidak perlu kita mengambil hati orang lain untuk menyukai kita. Biarkan mengalir apa adanya.
  3. Tetap berhati-hati dan waspada. Di Kanada, kebencian yang bersifat rasisme sudah menjurus kepada tindakan fisik. Waspadalah ketika kamu sedang berjalan atau berada di tempat yang tidak nyaman. Selalu waspada.
  4. Tidak bergerombol dan mengkotakkan diri. Biasanya, orang cenderung berkumpul dengan sesama golongannya. Maunya berteman dengan sesama golongannya. Jangan lestarikan budaya ini. Jika ya, sama saja kita menumbuh subur rasisme. 
  5. Jangan terbawa emosi dan perasaan. Jika kamu berbicara dengan orang lain yang terlihat rasis, segera berlalu dan jangan "baper". Jangan biarkan orang memancing emosi dan merusak hari yang indah hanya karena hal kecil. Besok-besok, coba saja hindari orang tersebut. 
Saya merasa (mungkin hanya perasaan saya saja atau memang benar begitu adanya) ada satu kasir di supermarket yang saya sering kunjungi yang rasis. Setiap orang bule yang berbelanja, dia selalu ramah dan menyapa. Sedangkan orang lain "non bule", tidak disapa bahkan terkesan ketus. Nah, saya selalu menghindari kasir tersebut. Saya tidak mau mencari permusuhan. 

Saya membiarkan harinya "bahagia" tanpa melihat wajah saya hari itu. Mudah kan? Kita jadi membahagiakan orang lain :)

Jika kamu pelajar, ada perlindungan untuk rasisme di setiap universitas atau sekolah.  Segera laporkan jika kamu mengalami hal tersebut. 

Sekali Rasis Tetap Rasis

Menurut saya, tanpa Covidpun, di Kanada tetap ada rasisme. Walau toleransi dan keanekaragaman lebih meriah di negara ini. Memang, rasisme tidak separah negara lain, namun tetap ada. Intinya, ya karena kaum pendatang ke Kanada semakin banyak dan mereka rata-rata bisa berhasil di negara ini. Apalagi 3 tahun yang lalu Kanada banyak menerima pengungsi dari Syria sehingga semakin meriah ragam bangsa.

Namun, orangtua yang rasis, biasanya mendidik anaknya juga dengan rasis (walau tidak semua). Sehingga, jika kita ingin mengubah dunia ini menjadi lebih baik, ada baiknya kita mematahkan sikap rasis yang mungkin ada di keluarga kita atau bahkan tertanam pada diri kita sendiri.

Sebab, kita tidak pernah tahu, mungkin sekarang kita menjadi golongan "mayoritas" di negara kita, namun besok-besok keturunan kita menjadi "minoritas" di negara lain. Ingat lho, karma itu ada. Tetaplah berbuat baik karena semua manusia itu pada dasarnya sama. Seperti lagu John Lennon "Imagine" yang liriknya berbunyi "Imagine all the people, living life in Peace.... "

Copyright of Winda Tanu
Klik Label "Chit-Chat" atau "Tinggal di Kanada" untuk artikel lainnya

Comments

Pictures & Contents in this Blog are copyright of Winda Tanu. No Copies are allowed w/o Permission.

Popular posts from this blog

Fakta Unik Jika Ingin Membeli Mobil Di Kanada

Hidup Di Kanada : Mencari Kerja Di Kanada

Pensiun Dan Masa Tua Di Kanada