Tantangan Hidup Di Luar Negeri

tantangan hidup di luar negeri

Jika kamu hanya membayangkan hal yang indah ketika memutuskan untuk pindah keluar negeri, itu tandanya kamu tidak siap mental. Karena kamu mungkin belum mengetahui sepenuhnya ada banyak tantangan hidup di luar negeri. Sebaiknya jangan diteruskan ide nekat untuk pindah keluar negeri. Karena, hidup di luar negeri itu tidak mudah. 

Tantangan Hidup Di Luar Negeri 

Tiga minggu yang lalu, suami saya jatuh dari sepeda. Dia tidak sengaja melewati lubang di aspal yang tertutup daun menjelang musim gugur. Karena jenis sepeda yang dipakainya jenis sepeda "balap", otomatis kecelakaan itu tidak sesederhana jika kita memakai sepeda kecil. Badannya terpelanting dan "mendarat" di bahu sebelah kiri. Tulangnya tidak patah, namun ligamen yang membungkus tulang bahunya sobek derajat 2. Pada saat kejadian, 3 hingga 4 mobil berhenti bersamaan dan menanyakan apakah suami saya baik-baik saja. Bahkan ada pejalan kaki yang juga bertanya apakah mereka perlu memanggil 911 atau Ambulan. Namun suami saya masih kuat dan bisa berjalan pulang yang kebetulan tidak jauh dari rumah hingga akhirnya kami ke rumah sakit.

Persiapan mental untuk tinggal di luar negeri

Sedikit cerita di atas membawa saya untuk menulis artikel hari ini, setelah kesibukan sedikit mereda karena mengurus suami yang mengalami musibah tersebut. Beruntungnya, kondisinya cepat pulih dan tidak perlu menjalani operasi walau hingga kita masih harus bolak-balik ke fisioterapi. Nah, bukannya saya mau menakut-nakuti atau mengecilkan hati, tapi beberapa poin di bawah ini harus kamu pertimbangkan masak-masak sebelum kamu memutuskan untuk pindah keluar negeri:
  1. Siap untuk mandiri. Jika di Indonesia kamu bisa mendapat banyak "pertolongan" dari pekerja rumah seperti ART, Babysitter atau supir, di luar negeri, semua harus kamu lakukan sendiri. Tidak ada Metromini, Mikrolet atau Bajaj. Kamu harus bisa menyetir sendiri. Kamu juga tidak bisa bermanja-manja senantiasa kepada suami ataupun orang terdekat untuk selalu diantar kesana kemari. Mereka bukanlah dayang-dayang atau asisten. Kecuali kamu memiliki banyak uang untuk membayar orang. Untuk suami-suami yang istrinya manja, berpikirlah seribu kali untuk pindah keluar negeri. Sedangkan untuk istri yang suaminya tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah tangga, jangan mau jika diajak pindah keluar negeri. Catat ya.
  2. Merana jika sakit. Nah, jika kita sedang sehat, rasanya semua terasa indah dan hidup di luar negeri enak. Bisa jalan kesana-sini menikmati pemandangan yang indah dan udara yang bersih. Namun, jika kondisi badan kita sedang sakit, sementara kita harus mengurus rumah tangga, anak dan suami plus udara yang dingin ditambah lagi harus membeli kebutuhan rumah tangga dan berjalan kaki, silahkan saja menangis. Coba tanyakan kepada mereka yang sudah pindah keluar negeri, berapa ember air mata yang sudah ditampung. :)
  3. Kesepian dan kehilangan teman. Jika kamu kebetulan tinggal di kota besar yang banyak orang Indonesia atau mudah mendapatkan teman, mungkin bukan masalah. Tapi jika kamu tinggal di kota kecil atau daerah pinggiran dimana manusia jarang dan teman sedikit, siap-siaplah untuk kesepian. Komunikasi dengan keluarga di Indonesia tentu saja mudah di era teknologi canggih seperti sekarang ini. Namun, tidak mungkin kita sepanjang hari berkomunikasi dengan keluarga di Indonesia mengingat perbedaan waktu. Kita siang, mereka malam, atau mereka malam, kita baru saja bangun tidur. Jadi, lumrah sekali jika pesan lama di balas, atau telepon tidak sepanjang waktu. Kita juga perlu beraktifitas dan melakukan kegiatan kita. 
  4. Perubahan gaya hidup. Jujur, jika bertandang ke Indonesia, saya merasa minder. Sementara teman-teman bergaya bak sosialita dengan bulu mata ekstension, penampilan saya sederhana. Saya sudah kehilangan waktu untuk mengurus diri. Boro-boro mengurus diri, mengurus rumah tangga dari A hingga Z semua dikerjakan sendiri tanpa bantuan ART kecuali suami. Nah, siapkah kamu dengan kondisi ini?
  5. Waktu yang selalu kurang. Jika di Indonesia kamu bisa leha-leha ke mall dan foto sana sini dengan teman-teman memakai pakaian seragam ala "Girl Squad", di luar negeri mungkin kamu agak susah melakukan itu. Mana sempat! Coba deh rasakan sendiri.
  6. Karir yang tertinggal. Jika di Indonesia mungkin kamu memiliki karir yang "wow", di luar negeri kamu harus memulai segala sesuatunya dari bawah. Apakah kamu siap dengan kondisi tersebut? Pikirkanlah baik-baik!
  7. Jauh dari Orangtua. Jika hubungan kamu dekat dengan orangtua, bersiaplah akan kondisi ini. Karena kamu akan jauh dari mereka. Hal ini sangat berat bagi saya, terutama karena orangtua semakin lama semakin tua dan membutuhkan kita. Sedih selalu jika mengingat hal ini. Pastikan mental kamu kuat dan memang kamu sudah siap menjalani semuanya.
Semoga setelah membaca artikel ini, kamu berpikir dua kali, tiga kali bahkan sepuluh kali untuk pindah keluar negeri. Jika kamu merasa yakin bisa melampaui 7 (tujuh) poin di atas, mungkin kamu sudah siap untuk menghadapi semua tantangan yang ada. Namun jika kamu masih ragu, saran saya... jangan nekat.

Lihat Daftar Isi klik disini
Copyright of Winda Tanu
Klik Label "Tinggal Di Kanada" di bawah untuk artikel lainnya

Comments

Pictures & Contents in this Blog are copyright of Winda Tanu. No Copies are allowed w/o Permission.

Popular posts from this blog

Fakta Unik Jika Ingin Membeli Mobil Di Kanada

Biaya Berobat Sakit Gigi Di Luar Negeri

Culture Shock Di Kanada Yang Perlu Kamu Ketahui