Kesal Dan Mau Marah Karena Corona

kesal karena corona
Chipmunk di atas Batu
Artikel hari ini tidak membahas mengenai kehidupan di Kanada melainkan curahan hati perantauan yang ada di Kanada di tengah pandemik Corona. Rasanya mau marah dan jengkel campur kesal. 

Seharusnya, saat ini saya sedang ongkang-ongkang kaki menikmati sinar Matahari panas di Indonesia. Namun tertunda entah berapa lama karena tidak bisa pulang ke tanah air tercinta menjenguk keluarga. Grrrr mau marah.

Sebagai orang Indonesia di perantauan, saya tentu saja masih mengikuti berita mengenai Indonesia. Sepertinya kehidupan di Indonesia masih lebih banyak dinamika dan keseruan di tengah Pandemik Corona. Entah dari Meme lucu, video youtube buatan para Artis, hingga talkshow di TV masih berjalan terus. 

Coba bayangkan di Kanada. Apalagi daerah tempat saya tinggal yang jauh dari ibukota. Ini kota kecil, rasanya seperti kota mati yang ada Zombienya. Semua tidak ada yang keluar. Apalagi, udara masih sangat dingin bahkan salju terkadang masih turun padahal sudah bulan April! Boro-boro ada Ojek online untuk pesan makanan. Restauran yang masih berani buka saja sepi pembeli! Orang Kanada benar-benar ketakutan. Tepung terigu dan ragi habis ludes di Supermarket. Mereka membuat roti sendiri di rumah! Jika di Indonesia orang masih membeli makanan dari restauran, di Kanada semua ketakutan dan membuat makanan sendiri di rumah. Beberapa ada juga yang masih membeli namun sangat sedikit. 

Covid Di Kanada

Jika di Indonesia Supermarket hanya di batasi pengunjung, di Kanada lebih ketat lagi. Jam 7 hingga jam 8 pagi, khusus orangtua diatas 60 tahun dan orang yang berkebutuhan khusus seperti yang memakai kursi roda atau cacat. Jika kamu berusia kurang dari 60 tahun tidak boleh masuk. Wajah yang keliatan muda walau sebenarnya sudah di atas 60 tahun saja, ditanya berapa umurnya.  Setelah di atas jam 8 pagi, barulah dibuka untuk umum. Masuk saja harus dibatasi. Tergantung dari besarnya Supermarket. Untuk Supermarket yang ukuran besar, bisa 30 orang. Namun untuk Supermarket yang berukuran sedang hanya 10-15 orang saja. Mungkin tidak sampai 15 orang.

Cart atau Trolley semua di beri hand sanitizer. Ada petugas yang membersihkan. Dan tangan kita juga di semprot dengan Alkohol sebelum masuk dan memegang Trolley itu. Di dalam toko, lantai di beri jejak-jejak gambar kaki. Jadi kita tidak boleh terlalu dekat dengan pengunjung lain. Harus sejarak dengan jejak kaki itu. Edan. Otomatis, belanja di Supermarket jadi lama. Apalagi pengunjung yang berbelanja tidak sedikit membeli barang belanjaannya melainkan segerobak penuh! 

Urusan kantong belanja yang dapat dipakai atau reusable, tidak berlaku selama pandemik Corona. Karena kantong belanjaan tersebut bisa saja membawa virus dari rumah kita. Namun, kantong belanjaan plastik yang biasanya harus dibeli, kini menjadi gratis. Belum selesai cerita. Sampai di rumah, kita harus membersihkan semua belanjaan tersebut. Yang di lapis kemasan plastik, harus di lap dengan Tissue basah steril.  Sedangkan buah dan sayur harus dibilas dulu dengan air dan dikeringkan sebelum masuk lemari pendingin. Jaket yang kita pakai dari luar (karena masih dingin), di lap bersih juga dengan Tissue basah dan setelah itu, masih harus mandi dan cuci rambut. Oleh karena itu, saya bolak balik masuk angin karena harus keramas dan keramas terus di tengah udara yang masih dingin. 

Di Kanada, orang yang keluar belanja juga harus ditugaskan satu orang saja dan itu-itu saja. Sehingga jika dia terkena, maka seisi rumah dapat mengambil tindakan preventif. Klinik dan rumah sakit sementara tidak melayani pasien. Jika kita sakit, kita harus menelpon Dokter dan dipandu via telepon. Jika udara bagus dan Matahari keluar, beberapa orang keluar rumah sekedar berjalan kaki dan olah raga ringan. Namun mereka buru-buru menjauh jika bertemu manusia lain. Seperti ketemu hantu saja. Malangnya bagi saya yang berwajah Asia, kadang-kadang ada saja tatapan sinis orang yang biasanya saya jarang alami di Kanada ini. Mungkin mereka pikir saya membawa virus Corona. Teman saya yang berasal dari Philipina saja sudah merasakan dampak rasis Corona ini. Nasib. 

Oh iya, kita tidak bisa di dalam mobil lebih dari 1 orang. Jika lebih dari satu orang, Polisi akan memberhentikan mobil dan menanyakan KTP orang-orang di dalam mobil. Jika alamat berbeda, maka akan dikenakan denda $750 per orang. Puas deh!

Keuntungan di tengah pandemi

Namun, ada beberapa keuntungan akibat Corona ini. Diantaranya, stasiun TV Kabel memberikan banyak Channel gratis. Mungkin agar kita tidak gila betulan. Dan hari ini, TV memberitakan bahwa Pemerintah Kanada resmi memberikan bantuan bagi mereka yang terkena dampak Corona dan berkurang penghasilannya. Bantuan itu antara $1000-$2000 per orang yang penghasilannya berkurang. Misalnya, mereka yang bekerja di Supermarket, Klinik, atau Toko yang ditutup karena Corona. Namun jangan salah, Pemerintah mengancam "Jangan coba-coba untuk mengelabui Pemerintah dan mendapatkan uang gratis, karena We will find you". Begitulah. Dan saya tentu saja tidak terpengaruh dengan bantuan ini, karena saya tidak bekerja alias Ibu RT belaka. Jadi, tidak ada pengaruhnya. Malahan Suami yang senyum (entah senyum asam atau manis), karena pajaknya lah yang dipakai untuk dana Corona itu. 

Ibarat lagu BCL yang liriknya "Ku ingin marah, membiaskan .. tapi ku hanyalah sendiri disini.. ingin ku tunjukkan, pada siapa saja yang ada bahwa hatiku Kecewaaaaaa". Semoga Virus Corona segera berlalu sebelum semua orang di kota Zombie ini gila. Saat ini, cuma Tupai, Kelinci dan Chipmunk yang berkeliaran di jalan dengan gembira. Mereka keliatan gendut-gendut dan sehat. Sebab mereka leluasa makan bibit bunga yang baru mekar di musim Semi ini, tanpa ada yang mengganggu. 

Copyright of Winda Tanu
Klik Label "Tinggal Di Kanada" untuk artikel lainnya

Comments

Pictures & Contents in this Blog are copyright of Winda Tanu. No Copies are allowed w/o Permission.

Popular posts from this blog

Fakta Unik Jika Ingin Membeli Mobil Di Kanada

Hidup Di Kanada : Mencari Kerja Di Kanada

Pensiun Dan Masa Tua Di Kanada