Berkunjung ke Jakarta 2019
![]() |
Berkunjung Ke Jakarta:
- Banyak Gedung baru bermunculan. Pembangunan gedung-gedung baru sangat pesat ditambah sejumlah jalan TOL yang baru dibuka, underpass maupun flyover. Semuanya membuat saya berdecak kagum. Apalagi jalan TOL disertai dengan e-toll yang memakai kartu. Mall-mall baru bermunculan dan membuat perekonomian semakin meriah. Suatu ketika, saya tercengang dan bertanya sana sini dengan supir Taksi dan supir Taksi bertanya "Baru pulang dari mana sih Mba? Kok bingung banget, kayak norak." Hahahahaha
- Trotoar yang lebar dan bersih. Ketika tahun lalu berkunjung ke Jakarta, trotoar di daerah tempat tinggal saya masih dipakai untuk berdagang. Namun kini, semuanya bersih tidak ada lagi pedagang pinggir jalan yang memakai trotoar sehingga memberikan kesan kota yang lebih tertata rapi dan nyaman bagi pejalan kaki.
- Aturan Ganjil Genap. Nah, yang ini sedikit membuat bingung ketika hendak bepergian. Kita jadi harus berputar-putar mencari jalan alternatif atau menunggu hingga jam pemberlakuan habis.
- Taksi Online semakin banyak. Jumlah Taksi semakin bervariasi dan sekarang ada banyak taksi online. Taksi online memakai aplikasi di tambah juga aplikasi online lainnya seperti memesan makanan hingga mengantar barang. Sungguh banyak kemudahan di Jakarta. Semoga hal ini tetap positif ke depannya.
- Kemacetan masih ada. Kemacetan masih parah di Jakarta, terutama ketika hujan. Namun, dengan munculnya taksi online, jalan tol baru hingga aturan ganjil genap, semoga kedepannya agak berkurang. Jika kemacetan berkurang, otomatis asap polusi kendaraan akan mengurangi polusi di Jakarta.
- Bis sekolah gratis. Saya melihat ada bis sekolah gratis berkeliling di Jakarta. Juga sekolah dan fasilitas kesehatan dengan kartu Sehat, semakin membuat Indonesia semakin membaik.
- Apotik makin ramai. Apotik semakin menjamur di Jakarta bahkan ada apotik dekat rumah yang selalu ramai seperti pasar. Hal ini berbeda dengan di Kanada. Di Kanada, obat tidak dijual sebebas-bebasnya kecuali obat yang memang tidak memerlukan resep Dokter. Di Jakarta, kita dapat membeli antibiotik bebas tanpa resep Dokter. Mungkin hal ini patut mendapat perhatian lebih dari Department Kesehatan agar tidak terjadi penyalahgunaan obat-obatan.
- Rumah Sakit semakin banyak. Rumah sakit dengan mesin pemeriksaan kesehatan canggih semakin banyak di Jakarta. Namun, semoga saja hal tersebut dibarengi dengan bagusnya lulusan dokter-dokter muda di Jakarta. Karena, apalah artinya kecanggihan teknologi kesehatan jika tidak dibarengi dengan diagnosa dokter yang tepat. Hendaknya Department Kesehatan khususnya Menteri Kesehatan semakin memperketat kelayakan sekolah kedokteran di Indonesia sehingga menghasilkan lulusan Dokter yang kompeten. Dan warga negara Indonesia tidak perlu berobat keluar negeri.
- Keselamatan kerja masih minim. Ketika pergi melewati jalan TOL, saya melihat sejumlah pekerja jalan TOL mengerjakan pekerjaannya pada waktu siang hari, naik ke atas dengan menggunakan crane (memakai helm pengaman) sementara di bawah mobil-mobil masih berkeliaran. Hal tersebut tidak akan terjadi di Kanada. Di Kanada, area kerja akan disteril dan ketika pekerja mengerjakan pekerjaan di ketinggian atau memiliki resiko kerja yang cukup tinggi, Ambulan dan mobil Polisi siap berjaga di bawah dan bahkan menutup sebagian jalan. Saya miris melihat pemandangan ini. Bagaimana jika pekerja tersebut jatuh dan menimpa mobil yang ada di bawahnya? Mengapa nyawa manusia terkesan kurang dihargai di Indonesia? Semoga hal ini akan mendapat perhatian lebih ke depannya.
- Masih serba Materi. Nah, poin nomor 10 ini sangat subyektif, artinya berdasarkan pandangan saya saja. Saya merasa kehidupan di Jakarta terlalu hedon dan metropolis. Dimana orang yang berpenampilan perlente menenteng tas branded lebih "dianggap" dibandingkan yang tidak. Saya merasa sangat "gembel" ketika bertemu dengan teman-teman saya. Penampilan saya sangat biasa tanpa tentengan tas mahal. Saya merasa kehidupan saya sudah tidak cocok dengan Jakarta yang serba materialistik. Dimana handphone harus keluaran terbaru, dengan bulu mata ekstension dan kulit kinclong. Sah-sah saja sih sebenarnya, apalagi jika Anda mampu. Namun, saya merasa sudah tidak "nyaman" dengan situasi ini. Kehidupan di Kanada sangat jauh dari penampilan material. Orang di Kanada, ke Supermarket dengan sendal jepit dan celana pendek, ke restoran bahkan rumah ibadah! Mereka mementingkan niat dan tujuan dibandingkan penampilan. Jika di Indonesia Mall atau toko bermerk ramai pengunjung, tidak demikian halnya di Kanada. Toko sport dan peralatan olah raga jauh lebih ramai dikunjungi di sini. Anda akan dihargai jika masuk toko walaupun Anda hanya naik sepeda. Mirisnya, acara TV seputar selebriti di Indonesia selalu berbau hal-hal materi yang memamerkan kekayaan melulu. Sekali lagi, semua itu sah-sah saja. Toh hidup adalah pilihan.
- Ada MRT di Jakarta. Menjelang hari terakhir berkunjung ke Jakarta, MRT atau kereta bawah tanah baru mulai dioperasikan di Jakarta. Rutenya dari Bunderan Hotel Indonesia hingga Pondok Indah. Melihat di TV, keliatannya bagus dan seperti luar negeri termasuk stasiunnya. Semoga saja masyarakat Jakarta memiliki kepedulian tinggi untuk memelihara fasilitas umum sehingga tetap terpelihara dan bersih.
- Tingkat Inflasi yang tinggi. Nah yang ini sedikit membuat shock. Harga bahan makanan di Jakarta semakin mahal. Bahkan lebih mahal daripada di Kanada. Pisang contoh sederhananya. Saya membeli Pisang Cavendish atau Sunripe besar di Kanada isinya 6-7 buah Pisang sekitar $1.77 atau Rp. 20ribuan sedangkan di Jakarta, sekitar Rp. 43.000. Buah-buahan dan sayur terutama yang organik sangat mahal di Jakarta. Apalagi jenis makanan import seperti ikan Salmon (yang mana di Kanada sangat murah). Demikian juga dengan peralatan RT seperti panci atau wajan. Di Kanada, percaya atau tidak, jauh lebih murah dengan kualitas lebih bagus. Namun, untuk urusan tenaga kerja, tentu Indonesia sangat-sangat banyak menawarkan kemudahan. Kita dapat memesan makanan dengan Gojek atau membayar jasa Bapak memotong rumput atau mengerjakan pekerjaan kecil lainnya di Jakarta. Sedangkan di Kanada, mana bisa! Tenaga manusia sangat mahal di negara ini.
Baca Artikel selanjutnya : Harga Bahan Makanan Di Supermarket Kanada
Lihat Daftar Isi klik di sini
Klik Label "Chit-Chat" di bawah untuk artikel lainnya
Comments
Artikel Terkait
Post a Comment
Leave a comment: