Lebih Baik Menjadi Atheis Daripada Munafik
Lebih Baik Menjadi Atheis Daripada Munafik. Judul Koran pagi ini di Ottawa Citizen membuat saya tergelitik. Pope Francis, yaitu Paus pimpinan tertinggi di agama Katolik menyerukan hal itu pada misa harian di bulan Februari 2017 yang lalu. Pope Francis tidak membicarakan agama lain, melainkan Pope Francis kecewa.
Paus atau Pope Francis kecewa dengan banyak pemeluk agama Katolik yang sering pergi ke gereja namun perbuatan dan tingkah laku tidak sesuai dengan ajaran gereja atau lebih dikenal dengan istilah orang munafik.
Lebih Baik Atheis Daripada Munafik:
Saya jadi teringat, berpuluh tahun yang lalu, saya mengenal seseorang yang sangat rajin ke Gereja. "Puji Tuhan" dan "Haleluyah" selalu terlontar dari mulutnya. Beliau juga sangat rajin mengingatkan saya agar sering ke Gereja. Namun, saya lihat kehidupannya setiap hari sangat jauh dari ajaran Gereja. Tidak perlulah disebutkan disini, namun cukup membuat saya berpikir bahwa sangat di sayangkan jika label Agama hanya melekat dari luar tanpa kita mengamalkannya.
Untuk apa kita sering beribadah namun mulut kita sering mencaci maki dan menghujat orang lain? Untuk apa kita beragama namun hati kita diliputi kebencian, iri hati dan dengki terhadap orang lain? Saya setuju dengan Pope Francis. Lebih baik menjadi seorang Atheis daripada seorang munafik. Mungkin, Pope Francis "lelah" melihat setiap hari berita atau headline di koran seputar perang agama dan rasial. Dari kutub Utara hingga Selatan, setiap hari berita mengenai permusuhan Agama berbau Rasial selalu itu-itu saja yang disiarkan. Sementara agama kita tidak mengajarkan seperti itu.
Lihat Artikel Terbaru di sini
Copyright of Winda Tanu
Klik Label "Chit-Chat" di bawah untuk artikel lainnya
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteHI Nurrul,
DeleteThank you udah mampir ke blog aku.. and udah aku email ya biar lebih japri :) Thank you...:)