Cerita Hari Ini : Cobalah Berhenti Mengeluh
Kita selalu saja mengeluh. Bangun pagi mengeluh, hujan mengeluh, panas mengeluh, tidak ada puasnya. Coba berkaca pada diri sendiri, berapa kali dalam sehari kita mengeluh dan tidak menyadari betapa kita sebenarnya beruntung? Kita sebagai manusia sering tidak menyadari betapa beruntungnya kita sebagai manusia atau terlahir menjadi manusia.
Berhenti Mengeluh
Siang tadi, seperti biasa saya jalan kaki berolahraga. Niat untuk membangun 10 ribu langkah sehari atas saran Dokter, saya usahakan setiap hari. Di tengah udara dingin musim gugur yang cenderung berangin. Untungnya hari ini ada Matahari. Nah itu, di saat sebagian orang di belahan Bumi Selatan mengeluh kepanasan, kami di Utara sangat kekurangan Matahari bahkan hingga perlu mengkonsumsi Vitamin D setiap hari!
Singkat cerita, saya melalui jalan seperti biasa melalui perumahan dan mengambil jalan pintas ke arah taman atau Park. Tiba-tiba saya melihat ada seorang wanita paruh baya dengan anjingnya. Di Kanada, hampir rata-rata orang memiliki anjing atau kucing. Anjing tersebut berwarna coklat dan terlihat jinak. Namun, yang menjadi perhatian saya, biasanya anjing di Kanada terpelihara dengan baik dan berbadan subur, anjing ini sebaliknya. Badannya kurus dengan tulang rusuk yang terlihat seperti anjing kurang makan.
Singkat cerita, saya melalui jalan seperti biasa melalui perumahan dan mengambil jalan pintas ke arah taman atau Park. Tiba-tiba saya melihat ada seorang wanita paruh baya dengan anjingnya. Di Kanada, hampir rata-rata orang memiliki anjing atau kucing. Anjing tersebut berwarna coklat dan terlihat jinak. Namun, yang menjadi perhatian saya, biasanya anjing di Kanada terpelihara dengan baik dan berbadan subur, anjing ini sebaliknya. Badannya kurus dengan tulang rusuk yang terlihat seperti anjing kurang makan.
Belajar Bersyukur Setiap Hari
Yang lebih menarik perhatian, wanita tersebut terlihat sedang memarahi anjing itu. Wanita tersebut berjalan, anjingnya mengikuti. Namun, wanita tersebut memarahi dan berkata "Sit!". Anjing duduk mematuhi majikannya. Namun ketika wanita tersebut berjalan, otomatis anjing berjalan mengikuti majikannya (lehernya terikat tali sehingga ikut terbawa majikan), lagi-lagi majikannya berkata "No, no! Sit!" Kali ini dengan suara sangat keras sambil menunjukkan jarinya. Anjing tersebut bingung. Mau duduk, majikan jalan, ikutan jalan, disuruh duduk. Saya yang melihat juga bingung. Maunya apa majikannya ini. Hati saya miris melihat pemandangan tersebut. Kasihan sekali anjing itu, jika benar majikannya "error". Apalagi badan si guguk yang terlihat kurus, semakin saya berprasangka negatif bahwa majikannya tidak memberi makanan yang layak.
Saya tidak mungkin melihat terus ke arah wanita tersebut. Saya terus berjalan sambil sekali-kali menengok ke belakang. Di Kanada, kita dapat menelpon atau melaporkan sesuatu yang tidak sesuai pada tempatnya. Sebenarnya, saya bisa melaporkan kejadian tersebut kepada Dinas Hewan atau Perlindungan Binatang untuk diselidiki atau diinvestigasi. Namun saya takut salah. Mungkin saja anjing itu sedang dilatih majikannya. Entahlah. Dalam hati, saya bersyukur bahwa saya diciptakan Tuhan sebagai manusia dan bukan hewan. Saya masih bisa berkata-kata, menyuarakan hati dan perasaan saya. Saya terlahir normal, dan berkaki dua. Dan yang terpenting, saya memiliki akal budi dan pengetahuan. Bagaimana dengan nasib hewan yang tidak dapat melawan dan bersuara?
Saya sadar, betapa seringnya saya mengeluh. Pernah suatu ketika hujan dan saya memakai payung. Lalu ada Oma-oma Bule yang melihat dan tersenyum. Dia bilang kepada saya "hari ini hujan ya?" Saya langsung berkeluh kesah "Iya, hujan hari ini, besok panas, besok hujan lagi.. cuaca aneh!" Oma tersebut tersenyum kecil dan berkata lagi "Kan cuma air, bukan batu, kenapa harus susah?" Saya menjadi malu. Saya terlalu banyak mengeluh. Mental saya tidak kuat. Orang Kanada, terutama Bule di sini, mereka enjoy dengan udara. Ada salju, mereka bermain salju dan membuat boneka salju, ada panas, mereka berjemur badan di luar menikmati istimewanya matahari. Ada hujan, mereka jarang memakai payung! Saya sungguh sadar, sebagai orang Indonesia, saya terlalu di manjakan dengan fasilitas yang di mana-mana taksi berkeliaran di pinggir jalan, tinggal stop. Abang sayur yang bisa lewat di depan rumah, tukang roti yang datang ke rumah, semua serba mudah!
Mulai sekarang, berhentilah untuk mengeluh. Memang tidak mudah, namun setidaknya kurangi niat mengeluh setiap hari. Bersyukurlah kita sebagai manusia dan nikmati hidup apa adanya tanpa banyak mengeluh.
Copyright of Winda TanuKlik Label "Chit-Chat" di bawah untuk artikel lainnya
Comments
Post a Comment
Leave a comment: