Awal Mula Pindah Ke Kanada

cerita pindah ke kanada
Seringkali saya mendapat pertanyaan bagaimana awal mula pindah ke Kanada. Ini pertama kali saya membagi cerita tentang awal mula saya pindah ke Kanada.  Jawabannya, mungkin sudah nasib alias garis hidup atau jalan hidup.  Singkatnya, pindah ke Kanada bukanlah sesuatu yang saya impikan atau sengaja saya cita-citakan. Itulah kehidupan, terkadang apa yang kita inginkan seringkali terjadi sebaliknya. Menurut kamus saya, "Mereka yang di dalam lingkaran ingin keluar, sedangkan yang di luar ingin ke dalam."

Awal Mula Pindah Ke Kanada

Sewaktu saya kecil, pernah suatu kali ada seorang Oma yang melihat garis tangan saya dan berkata "Jodohnya orang jauh".  Saat itu saya tidak percaya ramalan. Namun singkatnya, itu semua terjadi seperti garis nasib. Entah kenapa, setiap saya berkenalan dengan pria, ujungnya si "doi" selalu pindah ke luar negeri dan kami menjalani LDR alias Long Distance Relationship. Hingga akhirnya kita putus. Dan hal ini tidak hanya terjadi satu dua kali bahkan selalu begitu. Tahun berganti dan umur bertambah, selalu saja begitu kejadiannya. Namun ada juga yang ingin mengenalkan saya, tapi lagi-lagi prianya tinggal di luar negeri. 

Suatu ketika, kakak perempuan saya ingin mengenalkan saya dengan seorang pria. "Tapi dia tinggal di Kanada". Duh, "Terima kasih deh", kata saya waktu itu. Saat itu, saya baru saja putus dari mantan pacar yang (lagi-lagi) pindah ke Amerika. Akhirnya, saya tetap teguh menjomblo bertahun-tahun. Bukan berarti saya tidak berkenalan dengan pria lain. Beberapa juga ada, namun selalu akhirnya zonk. Singkatnya, 7 tahun kemudian, Kakak saya masih dengan proposal yang sama, dengan si Pria Kanada. Mungkin sudah jodoh, kami berkenalan, menjalani LDR dan akhirnya menikah. Pria yang menjadi suami saya bukanlah seorang Bule, tapi orang Indonesia yang sudah lama bermukim di Kanada. Suami mendarat di Kanada 30 tahun yang lalu, ketika di Indonesia pekerjaan masih susah sementara saat itu Kanada membutuhkan banyak orang untuk "mengisi" negara yang saat itu masih kosong dan butuh imigran. Menurut cerita suami, saat itu orang Indonesia sangat sedikit, nyaris hitungan jari. Suami pun jarang berbicara bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesianya sangat kaku. Pernah suatu kali, ketika kami masih LDR dan saya sedang menuju ke kantor (saya saat itu masih bekerja dan memiliki karir yang lumayan), Suami mengatakan "Selamat Berkantor". Haha.. 

Memulai Kehidupan Di Kanada

Keputusan untuk menikah dan pindah ke Kanada sangat berat buat saya. Apalagi saya sangat dekat hubungannya dengan kedua orangtua. Itulah, sekali lagi saya katakan, hidup ini lucu. Bahkan tidak adil. Saya tidak mengharapkan ini semua. Tapi saya harus jalani! Bukannya saya tidak bersyukur, saya sangat berterima kasih dengan kondisi yang mungkin tidak saya dapatkan jika saya masih menjomblo. Namun, kehidupan itu pasti ada plus minusnya.  Pindah ke Kanada, saya kehilangan waktu bersama keluarga. Jarak Kanada dan Indonesia sangat jauh, sekitar 24 jam jika naik pesawat. Itupun pesawat dengan rute tersingkat, dan tiket yang terbaik. Jika kita ingin memilih pesawat dengan tiket yang lebih murah, maka rute pesawat akan berhenti beberapa kali bahkan mencapai waktu 38 jam hingga sampai ke Kanada (termasuk waktu transit).

Saya tidak ingin berlama-lama cerita hingga besok pagi :) Namun seperti biasa, di akhir blog saya selalu menyisipkan poin-poin yang sedikit banyak bisa menjadi pertimbangan. Poin-poin itu adalah sebagai berikut:
  1. Garis hidup sudah ditentukan oleh yang kuasa. Jangan "ngoyo". Berusaha boleh, tapi jangan memaksa. Saya bicara seperti ini karena saya sudah menjalaninya sendiri. Dan saya menulis blog dengan topik ini (pertama kalinya saya membuka cerita pribadi), karena saya sangat prihatin. Banyak sekali e-mail yang masuk, tentang betapa usaha sebagian orang ingin ke Kanada, dengan cara yang nekat. Saran saya, "jangan ngoyo dan nekat". Percayalah, jika kamu memang sudah ditakdirkan untuk hidup di Kanada, jalannya pasti ada. Bukan berarti duduk ongkang-ongkang kaki menunggu nasib dan bintang jatuh. Usaha boleh saja, tapi jangan yang mustahil dan tanpa pertimbangan. Ikuti jalur, pantau tahapannya, dan awasi perkembangannya.
  2. Ketika saya pindah ke Kanada, tetangga depan rumah yang berasal dari China, mengatakan bahwa dirinya butuh waktu 4 (empat) tahun untuk menyesuaikan diri dengan alam dan cuaca Kanada. Padahal mereka sekeluarga berasal dari China, dimana negara tersebut memiliki 4 musim. Yang mereka katakan itu benar. Cuaca di Kanada sangat luar biasa deh! Kecuali kamu tinggal di provinsi British Columbia yang paling dekat dengan Asia, mungkin adaptasinya tidak begitu lama. Saya pernah pilek hebat, batuk hingga kehilangan suara selama 8 bulan, sampai jatuh kepleset (untung tidak patah) ketika musim dingin. Teman di sini satu persatu sudah kebagian patah tangan hingga kaki. Siapkah kamu dengan kondisi ini?
  3. Mencari pekerjaan di Kanada cukup memiliki banyak tantangan. Apalagi, syarat bermigrasi ke Kanada cukup tinggi dari segi pendidikan. Jadi saingan kita rata-rata adalah S2 bahkan Phd.
  4. Kamu harus memiliki agenda dalam hidup. Misalnya, usia sekian harus bekerja, usia sekian bisa pensiun. Berilah waktu untuk diri sendiri, namun jangan mengejar mimpi hingga waktu habis terbuang. Berilah batas waktu. Jika pada waktu tertentu tidak mencapai target, mungkin memang kamu harus merubah haluan. Ingat, banyak jalan menuju Roma. Dan Kanada bukanlah satu-satunya negara untuk memperbaiki nasib.
Jika saya menilik ke belakang, seandainya saya tidak berjodoh dengan suami saya, dan menikah dengan mantan A, mungkin sekarang saya sudah tinggal di negara X, dengan mantan B, tinggal di negara Y. Pokoknya, sudah garis nasib akan meninggalkan Indonesia. Walau sungguh dalam hati, saya sangat cinta Indonesia dan ingin tinggal di Indonesia. Tinggal di Kanada, saya melewati masa-masa bersama keponakan yang tau-tahu sudah besar. Tidak dapat mengurus orangtua hingga 100 persen. Dan kehilangan masa-masa terakhir bersama Almarhumah Mama. Itu semua terkadang membuat saya sedih. Sekali lagi saya ingin tanyakan, siapkah kamu dengan kondisi itu semua?

Sekian dulu cerita hari ini, nanti di lain waktu kita berbagi cerita lagi. Boleh berkomentar atau meminta pendapat, dengan tangan terbuka akan saya jawab. Namun, jangan berhenti berusaha dan jangan putus asa. Asal usaha yang masuk di akal, dan sekali lagi, jangan nekat. Good Luck ya.

Copyright of Winda Tanu
Klik Label "Tinggal Di Kanada" di bawah untuk artikel lainnya

Comments

Pictures & Contents in this Blog are copyright of Winda Tanu. No Copies are allowed w/o Permission.

Popular posts from this blog

Fakta Unik Jika Ingin Membeli Mobil Di Kanada

Hidup Di Kanada : Mencari Kerja Di Kanada

Komunitas Imigran Indonesia Di Kanada