Hal Yang Patut Dipertimbangkan Sebelum Pindah Keluar Negeri

sebelum pindah keluar negeri

Akhir-akhir ini saya membaca beberapa artikel tentang orang-orang yang merasa telah salah mengambil keputusan ketika pindah ke luar negeri. Lalu, ada beberapa forum yang membahas apakah pindah ke negara A patut atau layak diperjuangkan? Berikut adalah beberapa saran yang sifatnya bisa subyektif namun patut dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk pindah keluar negeri.

Sebelum Pindah Ke Luar Negeri

  • Karir yang sudah mapan. Jika di Indonesia karir sudah mapan dengan gaji yang memuaskan, pikir dulu sebaiknya dalam-dalam sebelum memutuskan untuk pindah keluar negeri. Sebab, begitu pindah keluar negeri kita akan memulai segalanya dari nol. Jangan sampai menyesal!
  • Usia yang tidak lagi produktif. Sebaiknya kita mulai berpikir. Usia kita sekarang harusnya kita masih bekerja atau sudah menjelang pensiun dan menikmati hasil. Apalagi ditambah fisik yang sudah tidak sekuat dulu lagi.
  • Faktor anak. Banyak yang bertanya kepada saya, faktor mereka ingin pindah adalah untuk masa depan anak. Saran saya, jika anak sudah dewasa atau sudah bisa mandiri, sebaiknya anak saja yang bersekolah. Orangtua tetap di Indonesia. Apalagi jika pekerjaan di Indonesia sangat baik. Setelah anak lulus, anak dapat mencari kerja dan mensponsori orangtuanya. Resiko lebih sedikit dibandingkan pindah beramai-ramai. Kecuali, anak masih berusia sangat dini.
  • Ingin lari dari masalah. Nah, jangan sampai nih, faktor ini menjadi tujuan utama untuk pindah. Sebab, hidup di luar negeri akan lebih susah dan banyak tantangannya. Buktikan sendiri deh.
  • Ingin pensiun di luar negeri. Banyak orang yang berpendapat, enak pensiun di luar negeri. Dapat uang dari pemerintah. Memang benar. Namun, belakangan pemerintah Kanada sudah mengurangi jatah pensiun. Pemerintah membuat peraturan baru berdasarkan lamanya kita tinggal di Kanada. Jadi, jika kita tinggal baru 10 tahun dan sudah pensiun (mencapai usia 65 tahun), jangan samakan dengan mereka yang sudah tinggal 20 tahun di Kanada.
  • Tidak ada bantuan tenaga. Memang benar, jika sudah tua di Kanada, kita bisa mendapatkan pengobatan gratis dan obat-obatan bagi manula. Namun, jika kita sampai sakit, kita tidak mudah membayar caregiver atau suster yang bisa merawat kita seperti jika kita di Indonesia. Jika tidak ada keluarga atau sanak saudara di Kanada, rasanya agak susah untuk hidup tua di Kanada.
Artikel ini saya tulis karena beberapa saat yang lalu, saya membaca mengenai pengungsi dari Afghanistan yang merasa menyesal telah memilih Kanada untuk tempat tinggalnya. Mereka mengeluh dinginnya udara, pajak yang tinggi dan pekerjaan yang susah. Beberapa orang menyarankan jika kita ingin memperbaiki standar hidup, ada baiknya kita memikirkan negara atau tempat tinggal yang tidak terlalu drastis bedanya dengan tempat tinggal kita sekarang. 

Misalnya, kita bisa pindah ke tempat lain namun masih satu negara. Misalnya, untuk Indonesia, kita bisa pindah atau migrasi ke pulau lain atau kota lain dalam wilayah Indonesia. Untuk pengungsi dari Afghanistan, beberapa orang menyarankan untuk pindah ke Pakistan saja daripada Kanada. Dengan pertimbangan faktor bahasa, adat istiadat dan kemasyarakatan yang tidak begitu berbeda banyak. Sehingga "culture shock" yang di rasakan tidak begitu ekstrem.

Nah, sekali lagi, kalau mau pindah keluar negeri, entah ke negara manapun itu, pikirkan baik-baik ya. Jangan sampai menyesal.

Copyright of Winda Tanu
Klik label "Tinggal di Kanada" untuk artikel lainnya

Comments

Pictures & Contents in this Blog are copyright of Winda Tanu. No Copies are allowed w/o Permission.

Popular posts from this blog

Hidup Di Kanada : Mencari Kerja Di Kanada

Hidup Di Kanada 2: Ingin Pindah Ke Kanada?

Suka Duka Hidup Di Kanada 1