Budaya Antri Yang Perlu Kamu Ketahui
Budaya Antri |
Di negara maju budaya antri adalah hal yang biasa. Oleh sebab itu, negara maju terlihat lebih teratur, terorganisir dan segala sesuatu berjalan lancar. Hidup menjadi lebih efisien karena waktu tidak terbuang percuma. Jika budaya antri dijalankan dengan baik, dalam satu hari kita dapat mengerjakan beberapa hal sekaligus karena waktu efektif dan tertata dengan baik.
Budaya antri ini sebenarnya ada aturan kasat mata yang perlu kamu ketahui. Mengapa bisa teratur? Mengapa bisa antri dengan baik tanpa petugas yang mengatur? Semua itu ada aturan atau etika umum yang diterapkan. Namun, tidak semua orang mengetahuinya.
Aturan Budaya Antri
- First come, first serve. Yang duluan datang lebih dulu dilayani. Ini sepertinya semua orang tahu. Di luar negeri, tanpa kecuali dan tidak ada hak istimewa. Pokoknya semua orang sama haknya. Kecuali Presiden barangkali yang didahulukan. Selain itu, tidak ada orang yang bisa menyogok orang lain atau memberi uang pelicin untuk mendapat giliran terlebih dahulu. Pokoknya semua sama haknya.
- Wanita hamil dan anak-anak di dahulukan. Untuk yang ini, ada sedikit pengecualian. Terutama di airport dan pesawat terbang. Jadi, jika di luar negeri kamu melihat wanita hamil dan anak-anak mendapat prioritas, jangan ngotot dulu. Karena memang begitu aturannya.
- Pelanggan memasukkan barang belanjaan sendiri. Jika kamu berbelanja di supermarket di luar negeri, kasir hanya membantu menghitung belanjaan. Kita harus memasukkan sendiri barang belanjaan kita pada plastik yang sudah disediakan. Jadi, dilarang mematung seperti ratu atau raja. Karena di luar negeri, kasir bukan pelayan. Dengan kita memasukkan sendiri barang belanjaan, membuat antrian lebih cepat karena waktu tidak terbuang percuma.
- Jangan bertele-tele di restauran cepat saji. Jika kita antri di restoran cepat saji, sebelum giliran kita, sebaiknya kita sudah melihat menu yang ada di papan menu atau layar menu. Sehingga, ketika giliran kita tiba, kita sudah tahu apa yang akan dipesan. Jangan berlama-lama di counter, bingung atau bahkan bertanya ini itu kepada pramusaji. Karena kamu akan memperlambat antrian dan orang di luar negeri tidak menyukai hal itu.
- Jangan bergerombol tidak pada tempatnya. Jika kita lebih dari satu orang ingin memesan sesuatu, jangan semua orang ikut bergerombol memenuhi counter. Sehingga hal ini membuat orang lain tidak nyaman. Cukup satu orang saja. Demikian pula halnya jika berbelanja di Supermarket. Jangan menutupi jalan atau aisle supermarket dengan seluruh anggota keluarga kita. Saya kerap kali melihat pemandangan seperti itu. Dan biasanya, dalam hati saya selalu berkata "ini pasti Turis".
- Jangan terlalu dekat ketika di ATM. Di Supermarket ataupun di mesin ATM, jangan berdiri terlalu dekat dengan orang sesudah ataupun sebelum kita. Karena orang tidak suka! Terutama ketika mereka sedang membayar dan menekan pin. Kita minimal harus berjarak 1 meter dari orang tersebut. Karena jika terlalu dekat, hal ini melanggar privasi orang. Dan di luar negeri, hal ini sangat penting.
- Jangan menguasai ATM. Di luar negeri, hal ini sangat mendapat perhatian. Jika kamu ingin melakukan beberapa transaksi sekaligus, kamu harus melihat sekeliling kamu. Jika antrian panjang, sangat tidak etis jika kamu menguasai mesin ATM. Orang di luar negeri biasanya akan berkata "maaf" berkali-kali jika mereka harus melakukan hal itu. Alternatif lainnya, biasanya mereka akan keluar dari mesin ATM, mempersilahkan orang di belakangnya terlebih dahulu dan orang tersebut mengantri kembali! Hal ini juga terjadi di klinik atau dokter. Pasien tidak boleh berlama-lama menanyakan A sampai Z kepada dokter tanpa peduli pasien berikutnya. Sehingga, tiap pasien sudah diberi waktu khusus berapa lamanya bertanya. Jika kamu terlalu lama bertanya, biasanya Dokter akan menyuruh kita membuat perjanjian lagi dan antri lagi!
- Tidak boleh menyentuh atau melakukan body contact. Walaupun bukan di mesin ATM, kita tidak boleh berdiri terlalu dekat dengan orang lain. Minimal setengah hingga satu meter jarak kita dengan orang depan atau belakang kita. Kita juga tidak boleh menyentuh atau mencolek orang sekitar kita. Pokoknya tidak boleh ada sentuhan badan atau tangan. Orang di luar negeri tidak menyukainya, walaupun sama-sama perempuan atau sama-sama laki-laki.
- Tidak melakukan basa-basi tidak penting yang membuat lama antrian. Di luar negeri saya perhatikan, hal ini sangat luar biasa. Jika antrian terlihat panjang, orang hanya berbicara seperlunya. Sehingga antrian cepat sekali berjalan. Sedangkan di Indonesia, budaya basa-basi dan mengobrol masih sangat kental, terutama mungkin karena budaya Timur. Misalnya, di counter provider HP di Jakarta, bapak-bapak malah terlihat mengobrol bersama si Mba customer service. Bercerita betapa macetnya jalanan, bla bla bla. Kali lain, si Mba yang saya perhatikan sangat cerewet. Bercerita soal banjir dari A sampai Z. Sementara pelanggan lain menunggu antrian dan waktu menjadi terbuang percuma akibat segelintir orang bawel.
Jadi, di atas adalah sekelumit aturan atau etika budaya antri yang mungkin bisa menjadi masukkan. Jika semua orang sadar akan etika budaya antri ini, saya yakin, waktu akan menjadi sangat efektif. Karena waktu adalah uang. Sadarkah kamu, bahwa sekarang ini, waktu berjalan sangat cepat. Rasanya satu hari 24 jam itu kurang! Oleh karenanya, hargai waktu dengan baik karena waktu tidak bisa diulang kembali. Apakah kita bisa mengulang hari kemarin? Jawabannya tidak bisa!
Waktu adalah Uang
Oleh karena itu, mulai sekarang, hargai waktu dengan baik. Jangan biarkan orang lain menunggu kita hanya karena kita membudayakan jam karet. Karena kitapun tidak suka jika harus menunggu orang lain. Jangan kita bangga dengan pendidikan yang tinggi jika kita tidak tahu apa artinya budaya antri, disiplin dan menghargai waktu orang lain.
Klik label "Tinggal Di Kanada" atau "Chit-Chat" untuk artikel lainnya
Photo Credit : Pixabay
Comments
Post a Comment
Leave a comment: