Biaya Berobat Sakit Gigi Di Luar Negeri
Biaya berobat sakit gigi di luar negeri tidak hanya mahal tapi juga menyeramkan. Jadi, jika kamu berniat untuk tinggal di luar negeri dan memiliki gigi yang bermasalah, saran saya segeralah perbaiki gigi di Indonesia sebelum berangkat keluar negeri. Selain itu, menjaga kebersihan gigi dan kesehatan gigi sejak di Indonesia sangat penting. Karena berobat gigi di luar negeri selain mahal juga cukup mendebarkan.
Mengapa saya bilang mendebarkan dan menyeramkan? Karena memang prosedur pengobatan sakit gigi di luar negeri sama sekali berbeda dengan dokter gigi di Jakarta.
Berobat Sakit Gigi Di Luar Negeri
Ketika di Jakarta, saya jarang sakit gigi. Saya beruntung memiliki gigi yang tidak rapuh. Gigi saya tebal walau kecil-kecil. Namun tidak mudah bolong. Padahal, ketika di Indonesia saya tidak termasuk orang yang rajin mengurus gigi. Artinya, tidak rutin membersihkan karang gigi setiap 6 bulan 1x. Menggosok gigi juga sehari 2x (bukan setiap kali habis makan, seperti saran dokter gigi). Saya ke dokter gigi hanya ketika ada masalah seperti gigi terasa berdenyut, bolong atau membersihkan karang gigi setahun sekali bahkan lebih.
Sejak menikah dan tinggal di Kanada, saya rutin ke dokter gigi. Karena suami mendapat fasilitas gigi dari kantor setahun sebanyak 2x. Selain itu, suami saya termasuk orang yang sangat menjaga kebersihan giginya. Dia menggosok gigi dan rutin membersihkan gigi dengan floss atau benang gigi setiap habis makan. Tentu saja saya minder. Karenanya, saya mengikuti pola hidupnya.
Di Kanada, hampir semua orang memiliki dokter gigi. Kita tidak bisa berpindah-pindah dokter gigi. Karena file kita ada pada dokter tersebut. Kecuali dokter yang bersangkutan pensiun atau tidak praktek lagi, kita bisa pindah dan file kita akan dikirimkan kepada dokter yang berikutnya. Kita tinggal mengisi formulir pada tempat dokter gigi yang baru bahwa kita mau pindah dan menjadi pasiennya. Urusan pindah, file dan sebagainya adalah urusan si Dokter gigi yang baru yang akan berkomunikasi dengan dokter gigi yang lama.
Pengalaman ke Dokter Gigi
Saya rasa hampir semua orang takut ke dokter gigi. Tidak terkecuali saya. Sehingga, ketika menentukan siapa yang akan menjadi dokter gigi saya, saya cukup melakukan survey. Dokternya harus perempuan biar sabar dan halus. Akhirnya saya memilih dokter gigi orang Jepang. Dia wanita dan perawakan agak gemuk tapi wajahnya jenaka dan sabar. Pertama kali ke dokter gigi, saya di screening luar biasa.
Dokter gigi di Kanada biasanya seperti gedung dan di dalamnya ada lebih dari 1 ruangan gigi. Ruangan tersebut bisa 3 hingga 4. Selain ruang rontgen dan toilet yang bisa dipakai siapa saja. Tentu saja ruangannya bersih dengan lantai vinyl. Dokter tidak selalu ada. Dokter hanya ada jika kita ada masalah seperti gigi bolong atau lainnya. Jika tidak, kita hanya akan dibersihkan karang giginya dengan suster yang membersihkan atau petugas cleaning.
- Pertama kali, gigi saya di rontgen atas bawah. Dari situ akan diteliti apakah ada gigi bolong atau tidak.
- Lalu, dokter gigi akan menyuruh kita duduk di kursi. Kita akan diberi kacamata "sunglasses" karena lampu yang menyorot gigi dinilai tidak baik untuk mata dan terlalu silau. Hal ini tidak saya temui di Jakarta.
- Kursi yang kita duduki akan diturunkan hingga kita pada posisi tidur! Jadi benar-benar kita posisi ke atas menghadap wajah dokter dan lampu. Tidak heran kita diberi kacamata gelap. Namun, posisi ini sudah membuat saya tidak nyaman dan sedikit panik. Rasanya keleyengan dan vertigo mau kumat saja.
- Dokter memeriksa kondisi gigi dan ada asistennya yang mencatat. Gigi di hitung dengan kode khusus. Gusi diperiksa dengan seksama. Hingga memeriksa keropos tulang gigi. Caranya, gusi kita ditusuk-tusuk dengan jarum kecil. Tentu saja menjadi sedikit berdarah. Telapak tangan saya mulai berkeringat dan terasa dingin. Saya benar-benar grogi dan nervous.
- Dokter bertanya saya dari negara mana. Ketika saya bilang "Indonesia", dokter sedikit kagum. Katanya "biasanya dari negara berkembang, kondisi gigi kurang bagus terutama faktor hygienis, ini gigi kamu lumayan untuk orang Indonesia". Aihhh. Benar-benar sindiran telak. Ketauan sekali kalau di Indonesia kita kurang diajarkan untuk menjaga kebersihan gigi.
Singkat kata, ternyata gigi saya ada yang bolong 2 kecil. Walau saya tidak merasakan sakit. Menurut mereka, permukaanya bolong kecil. Dan saya diwajibkan membersihkan karang gigi setiap 6 bulan 1x. Waktu penambalan gigi tidak dilakukan pada hari yang sama, melainkan kita harus membuat perjanjian berikutnya.
Tambal Gigi Yang mengerikan
Jika di Jakarta kita menambal gigi hanya sebatas di bor dan di tambal, di Kanada tidak. Kita harus disuntik! Suntiknya itu adalah suntik bius atau kebal untuk gigi kita. Dan jarum suntiknya juga besar dan tebal. Tidak seperti dokter gigi saya di Jakarta yang menggunakan jarum halus. Setelah itu, mulut kita akan dipakaikan corong dan besi-besi penyangga seperti Terminator. Pokoknya heboh sekali keliatannya. Saya benar-benar tidak bisa menutup mulut selama proses dikerjakan. Karena mulut kita disangga oleh besi itu tadi. Waktu pengerjaan kira-kira 15 menit. Namun serasa 5 jam. Saya bisa mendengar anak kecil di ruang sebelah merengek dan dokter serta ibunya sibuk mendiamkan. Pastinya anak itu juga takut sekali karena mulutnya dibrongsong seperti Robot begitu.
Untuk membersihkan karang gigi, seperti dokter gigi di Jakarta, hanya lebih detail. Gigi satu persatu di bersihkan dan biasanya memakan waktu 30 menit. Setiap selesai membersihkan karang gigi, kita akan mendapatkan Pasta gigi, 1 sikat gigi serta benang gigi yang semuanya gratis. Dokter melihat bahwa gigi saya kecil-kecil. Saya disarankan untuk menggosok gigi dengan sikat gigi anak Balita! Namun, sarannya sangat benar. Gigi saya terasa lebih bersih dan gusi saya lebih nyaman dengan sikat gigi kecil.
Untuk membersihkan karang gigi harganya berkisar antara $90 hingga $130 tergantung berapa banyak gigi yang dinilai banyak karangnya. Untuk menambal gigi sekitar $150 untuk 1 gigi. Untuk memasang kawat gigi sekitar $6000 hingga selesai (bayar sekaligus untuk 1 paket hingga selesai).
Nah, harga lainnya yang membuat terbelalak adalah jika kita terkena root canal atau syaraf mati. Di Jakarta biasanya saya membayar Rp.300 hingga 700 ribu. Sedangkan di Kanada 1 gigi adalah $1500. Bahkan untuk gigi palsu hingga "bridge" atau "jacket" bisa mencapai 20 ribu dollar. Oleh karenanya, salah satu teman saya pernah bergurau jika dia meninggal, sebelum di kubur atau dikremasi dia minta giginya di angkat dulu karena satu mulutnya dia berharga 20 ribu dollar. Sayang jika 20 ribu dollar harus menjadi abu jika dikremasi. Begitu katanya. Haha.
Biaya berobat gigi ini tidak gratis atau tidak dibayari oleh pemerintah. Melainkan kita harus memiliki asuransi tersendiri. Jika kita memiliki asuransi, maka asuransi akan membayar ganti 90 persen. Namun, jika kita tidak mampu kita bisa mengajukan permohonan tidak mampu dan bisa mendapatkan gratis atau cuma-cuma di klinik yang sudah ditunjuk.
Kesimpulannya, jika kamu punya masalah dengan gigi, segeralah bereskan dulu sebelum berangkat keluar negeri. Jika kamu malas membersihkan gigi, mulai sekarang rajinlah membersihkan karang gigi 6 bulan 1x di Indonesia. Setidaknya, itu usaha mencicil. Jangan sampai ketika sakit gigi, masalahnya menjadi besar karena faktor higienis yang bertumpuk.
Klik Label "Tinggal Di Kanada" untuk artikel lainnya
Waw, fantastis, gigi nya seharga mobil di Indonesia haha. Sehat selalu kak winda, tetep menulis dan memberikan manfaat. 🙂
ReplyDeleteTerima kasih Syarif sudah menjadi pembaca setia blog saya. Sehat terus juga utk Syarif dan keluarga semoga hidup dan rencana ke depan dilancarkan. Amin.
Delete